Anggisya,
Ia tak bisa mencintai dirinya sendiri
selalu menyalahkan diri sendiri
Anggisya,
Dia mencintai teman tanpa memilih
Dia merangkul yang dibenci
tidak memuja yang diidolakan
yang Ia lihat semua orang lebih baik
dari dirinya
semua orang sama derajatnya
Anggisya,
Dia adalah rasa hina yang Ia
ikhlaskan
Ia adalah keburukan versi dirinya
sendiri
Anggisya adalah ketulusan dan
keikhlasan
bahkan jika apa yang dicintainya
diserobot
Maka dia adalah ikhlas dalam tawanya
Anggisya pernah jatuh cinta dan patah
hati
lalu seseorang menyembuhkannya
Anggisya bukan ingin melupakan
orang yang berperan menyembuhkannya
Tapi ternyata orang yang menyembuhkan
Juga orang yang membuatnya putus asa
kini
Dilemanya
Dilema ketika memilih pergi tapi Ia
takut
Sipenyembuh mengharap dia datang
Dilemanya ketika Ia mungkin jatuh
cinta
Pada seseorang lain tapi tak berani
melangkah
Ia takut melukai si penyembuhnya
Dilemanya harusnya dia menjaga
hatinya
Dan pada akhirnya lebih baik hatinya
kosong daripada
Salah melangkah lagi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar