Senin, 13 November 2017

Aku Terbiasa Memberi, Lupa diberi



Aku terbiasa pada jatuh yang sulit untuk bangun
Aku terbiasa dipuji didepan dan didorong dari belakang
Maka aku benci dipuji-puji karna biasanya aku dibohongi pujian
Aku terbiasa menghadapi mata-mata yang senang,
Senang jika aku sedih, senang jika aku mati kutu.
Aku terbiasa pada mulut-mulut yang berkata sesuka hati
Aku terbiasa dengan luka yang menganga.
Entah karna kata-kata pembenciku,
atau bahkan kata-kata orang yang mencintaiku.
Aku terbiasa kuat berjalan dengan cercaan.
Aku terbiasa dengan penolakan dan menjadi rendah diri.
Aku terbiasa berdiri dengan kaki berdarah.
Aku terbiasa,
Aku terbiasa dan menjadi semakin kuat dan kebal.
Aku terbiasa berdoa dan mengiba di pagi buta.
Aku terbiasa disini.
Melihat rintik yang berjatuhan.
Seperti diriku yang sedang merangkak untuk membalut lukaku sendiri.
Luka yang kubuat sendiri.
Dan kekecewaan pada sesuatu yang kupercayai sendiri.
Aku terbiasa pada hal-hal yang memalukan,
Seperti melakukan terlalu banyak untuk orang lain.
Memberikan yang terbaik pada orang yang kusayangi
Hingga aku lupa,
Aku juga butuh diberi.
Aku lupa aku butuh diberi seperti saat aku memberi
Aku lupa rasanya diberikan hati.
Aku lupa rasanya saat orang tulus itu datang
Aku hanya menguatkan diri
Aku mencoba percaya
Bahwa kelak
Seperti omong kosong yang selalu kuutarakan
Saat aku memberikan yang terbaik pada orang-orang yang kusayangi
Suatu hari  Tuhan akan memberikan yang terbaik untukku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar